Rektor
Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Dr Pratikno mengatakan hingga saat
ini aset negara sekitar 70–80 persen telah dikuasi bangsa asing.
“Kondisi bangsa kita saat ini sudah mengkhawatirkan sehingga tanpa
dukungan dan kebijakan oleh semua elemen bangsa maka lambat laun seluruh
aset akan jatuh ke tangan orang asing,” katanya saat membawakan arahan
pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Keluarga Alumni UGM (KAGAMA)
menyambut pra Munas XII 2014 di Kendari, Sabtu.
Ia mencontohkan, aset di bidang perbankan misalnya, bangsa asing telah menguasai lebih dari 50 persen.
Begitu pula di sektor lain seperti migas dan batu bara antara 70-75
persen, telekomunikasi antara 70 persen dan lebih parah lagi adalah
pertambambangan hasil emas dan tembaga yang dikuasi mencapai 80-85
persen.
“Kecuali sektor perkebunan dan pertanian dalam arti luas, asing baru
menguasai 40 persen. Namun demikian kita harus waspada agar tidak semua
aset negara itu harus dikuasi asing,” katanya.
Oleh karena itu, kata Rektor UGM itu, untuk mempertahankan aset-aset
yang belum dikuasai asing tersebut, perlu kebijakan dan terobosan yang
lebih hati-hati dalam melahirkan keputusan sehingga aset yang belum
dikuasi itu tetap milik bangsa Indonesia.
Ia mengatakan, memang sebuah ironi apabila rakyat Indoneia masih belum merasakan wujud kemakmuran merata dan berkeadilan.
Di usia kemerdekaan 68 tahun, meskipun kaya raya dengan sumber daya
alam namun hingga kini masih banyak didaulat oleh perusahaan negara
asing.
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga hadir
pada seminar nasional dengan judul Otonomi daerah dan konflik
Pengelolaan Lahan mengatakan di era otonomi daerah saat ini seakan
menjadi anak tiri yang selalu disalahkan.
“Pertanyaan saya bahwa, apa yang salah dengan otonomi daerah. Atau
jangan-jangan kita lebih suka kembali ketata kelola pemerintahan yang
sentralistis dan otoriter,” katanya.
Menurut mantan anggota DPR-RI dari PDIP itu, langkah yang harus
diambil untuk memwujudkan kedaulatan pangan khususnya daerah yang saat
ini dipimpinnya di antaranya mengendalikan laju alih fungsi lahan
pertanian ke non pertanian.
Untuk itu, kata Ganjar, seminar nasional ini diharapkan melahirkan
kebijakan baru yang bisa diwujudkan dalam upaya pemandirian bangsa.
(antaranews.com, 10/11/2013)
0 comments:
Post a Comment