Friday, 30 January 2015

Penggunaan Sertifikat CIE (Cambridge International Examination)

Kurikulum internasional yang paling umum dipakai di sekolah formal Indonesia adalah Cambridge rilisan Cambridge International Examinations (CIE). Dari Badan CIE inilah muncul beberapa kualifikasi internasional yang diakui puluhan negara di seluruh dunia. Urutan kualifikasi dari dasar ke atas adalah sebagai berikut:
  • Cambridge Primary Checkpoint: untuk menguji murid kelas 6SD (di akhir Sekolah Dasar)
  • Cambridge Checkpoint: untuk menguji murid setara kelas VIII atau SMP 2
  • Cambridge IGCSE: untuk menguji murid setara kelas X atau SMA 1
  • Cambridge AS/A Level: biasanya untuk murid setara kelas XI dan XII
Kedua Checkpoint lebih berfungsi sebagai ujian pemenuhan standar, untuk melihat apakah pembelajaran siswa mencapai tujuan kurikulum terkait. Sedangkan, IGCSE dan AS/A Level berfungsi sebagai sertifikasi internasional yang diakui di luar negeri. Sertifikasi internasional inilah yang akan saya bahas lebih lanjut karena banyak siswa dan orangtua yang bingung tentang penggunaannya.
“Katanya lulusan IGCSE bisa langsung masuk kuliah?”
“Lulusan IGCSE atau AS/A Level bisa kuliah di Indonesia nggak?”
Dan sebagainya.
Mari kita perhatikan rinciannya di bawah ini.
WNI dan Pendidikan Dalam Negeri
Per peraturan saat ini, WNI yang ingin mengenyam pendidikan tinggi di dalam negeri harus memegang ijazah lokal/nasional, atau menyetarakan ijazah non-nasionalnya di Kementerian Pendidikan (atau ikut mengambil ujian lokal). Hal ini berlaku bagi siswa WNI yang mau masuk ke universitas dalam negeri, misalnya, Universitas Trisakti atau Universitas Gadjah Mada. Indonesia hanya menyetarakan A/AS Level setara mata pelajaran (mapel) SMA. IGCSE tidak dianggap sebagai mapel SMA.
Pengecualian adalah jika siswa mau melanjutkan ke pendidikan tinggi di dalam negeri yang merupakan institusi luar negeri, misalnya, La Salle College, RMIT, Monash University, INTI College, atau Jakarta International College. Institusi-institusi ini menerima lulusan IGCSE dan AS/A Level secara langsung, tentu saja dengan persyaratan spesifiknya masing-masing.
Penggunaan IGCSE
Ada beberapa cara penggunaan IGCSE di ranah institusi luar negeri. Sangat banyak program Diploma yang menerima lulusan IGCSE, misalnya sekolah tinggi politeknik di Singapura dan Malaysia. Bahkan beberapa program Sarjana Muda (Bachelor) juga menerima lulusan IGCSE, contohnya Bachelor of Arts (Communication) University at Buffalo, New York yang berkampus cabang di SIM Global Education, Singapura.
Tetapi jika siswa ingin memperoleh gelar Bachelor, biasanya jembatan yang harus dijalani setelah mendapatkan IGCSE adalah pilihan di bawah ini:
  • Jika sudah tahu jurusan yang ingin diambil nantinya: Ambil program Diploma (1-2 tahun) yang sejalan dengan jurusan Bachelor yang ingin diambil kemudian transfer kredit ke program Bachelor. Catatan: Semakin banyak persamaan mata pelajaran Diploma-Bachelor, semakin banyak yang bisa ditransfer, semakin efisien pula waktu belajar di program Bachelor. Siswa dapat memperoleh gelar Bachelor kurang lebih 3-4 tahun setelah mendapatkan IGCSE.
  • Jika belum memutuskan penjurusan Bachelor: Ambil program Foundation (biasanya bertema umum) selama setahun, kemudian transfer kredit ke program Bachelor. Biasanya kredit yang dapat ditransfer masih seputar mata kuliah pokok seperti Bahasa Inggris, Ilmu Komunikasi, dsb.
  • Jika nilai IGCSE sangat memuaskan: Beberapa institusi bisa jadi memberikan exemption atau pengecualian sehingga siswa dapat langsung masuk program Bachelor tertentu mereka. Hal ini perlu ditanyakan langsung ke institusi terkait.
Kedua proses pertama diatas biasanya adalah persyaratan umum (dan termudah) untuk masuk ke universitas dan mengambil Bachelor di berbagai negara. Proses ketiga diatas merupakan pengecualian bagi para siswa yang nilai IGCSE-nya cukup baik untuk diterima langsung ke program Bachelor (dan biasanya hanya beberapa universitas yang akan mempertimbangkan hal tersebut).
Mata pelajaran IGCSE English juga dapat digunakan untuk menggantikan TOEFL/IELTS. Secara umum, English as First Language (EFL) dengan nilai min. C atau English as Second Language (ESL) dengan nilai min. B sudah dianggap lulus TOEFL/IELTS.
Dengan IGCSE dan melanjutkan pendidikan di institusi luar negeri, siswa akan setidaknya “menghemat” waktu pendidikan formalnya selama 1-2 tahun (ketika anak lain masih harus bersekolah SMA 2 dan 3, ia sudah mulai menjajaki persiapan kuliah yang kemudian kredit mapelnya bisa ditransfer ke kuliah dan memotong waktu kuliah). Bahkan jika bisa langsung masuk Bachelor, siswa dapat menghemat hingga 4 tahun.
Penggunaan AS/A Level
Untuk pendaftaran langsung ke Bachelor, rata-rata institusi meminta beberapa mata pelajaran tingkat AS/A Level. Misalnya, untuk mendaftar masuk ke Bachelor of Commerce di University of New South Wales (UNSW), Australia, UNSW akan melihat tiga nilai terbaik A Level siswa dan melihat apakah jumlah totalnya mencapai nilai min. 14 (nilai A*=6, A=5, B=4). Dengan demikian, berarti siswa perlu mendapatkan min. 3 nilai A di ujian A Levelnya.
Ada juga beberapa institusi yang meminta campuran nilai A/AS Level dengan IGCSE level seperti Boston University, AS. Siswa yang lulus IGCSE Math dapat langsung mengambil kelas Algebra dan Geometry, dan IGCSE English as First Language dengan nilai min. B tidak perlu lagi mengikuti TOEFL/IELTS. Namun setiap jurusan memiliki persyaratan A Level berbeda-beda. Beberapa mapel AS/A Level dengan nilai min. C juga dapat ditransfer ke mata kuliah tertentu sehingga siswa tidak perlu lagi mengambil mata kuliah tersebut.
Kesimpulan
Memegang sertifikasi Cambridge, IGCSE dan/atau AS/A Level secara keseluruhan memang dapat memangkas waktu belajar di institusi pendidikan formal tetapi hal tersebut hanya berlaku jika siswa melanjutkan pendidikan di institusi luar negeri (baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri). Jika siswa ada kemungkinan melanjutkan pendidikan di institusi dalam negeri, lebih baik siswa juga memegang ijazah lokal/nasional. Lebih baik memegang ijazah lebih, daripada memegang kurang.
—————————————-
Referensi

4 comments:

Zerelda said...



This post is very usefull for me. A lots of thanks for sharing this informative post.

Akshar Arbol International School Chennai with Proposed IB DP and PYP

Refa Sabilillah said...

Halo apakah ijazah IGCSE bisa dipake untuk bekerja di pt?

Unknown said...

Salam kenal. Kebetulan saya sedang mencari literatur berkenaan dengan IGCSE. Mau bertanya ke guru saat pertemuan ortu murid, saya malu. Karena hanya saya yg tdak mengerti tentang ini. Kebanyakan orang tua lainnya sudah paham. Terima kasih untuk sharing infonya. Bermanfaat sekai buat saya.

Unknown said...

Hai, terima kasih, tulisannya sangat informatif. saya ortu dengan anak homeschool. Adakah info lembaga yg melaksanakan assesment primary checkpoint? Lalu apakah sertifikat primary checkpoint ini digunakan sbg syarat ujian tingkat selanjutnya?