Ketaatan adalah naluri (gharîzah) dalam jiwa
manusia. Jika seorang hamba tidak menyalurkan nalurinya kepada Allah
SWT, maka dipastikan ia menyalurkannya kepada selain Allah. Seorang
penyembah dunia adalah orang-orang yang melarikan diri dari kebebasan
ketaatan kepada Allah menuju ketergantungan dan ketaatan kepada manusia.
Sehingga, apabila mereka diusir oleh tuannya, maka mereka akan mencari
tuan yang lain, karena di dalam jiwa mereka ada kebutuhan mendesak pada
perbudakan dan ketergantungan, karena naluri ketaatan yang ada di dalam
dirinya berubah menjadi rasa ketundukan yang harus dipuaskan. Sehingga
apabila tidak ada seseorang yang memperbudak mereka, maka diri mereka
merasa haus akan perbudakan, dan melemparkan diri mereka pada kerusakan
yang dengannya mereka mencari serta menanti isyarat dari jari seorang
tuan untuk mereka sembah. Adapun para penyembah Allah (ibâd ar-rahman),
maka mereka telah membebaskan diri mereka dari semua belenggu dunia,
dan mereka tidak pernah merasa puas kecuali dengan ketaatan kepada
Allah. Dengan demikian, mereka ini pantas mendapatkan kemuliaan seperti
yang Allah firmankan:
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لاَ يَعْلَمُونَ
“Kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (TQS. Al-Munafiqun [63] : 8).
0 comments:
Post a Comment